PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di suatu akhir periode akuntansi perusahaan ada dua hasil
yang sering terjadi, yaitu laba atau rugi. Laporan Laba-Rugi adalah suatu
bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang
isinya terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode
akuntansi tertentu.
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk
menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain,
seperti laba per lembar saham. Unsurunsur yang menjadi bagian pembentuk laba
adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan
biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain:
laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba
dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang
dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan,
pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001: 259). Hal ini
menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.
Maka dari itu, penulis ingin mengajak rekan pembaca untuk
mengembangkan cakrawala berpikir untuk lebih berpikir kritis dan lebih banyak
tahu tentang laba/rugi, dan lebih mengetahui dan mengenal apa laba/rugi itu.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, diidentifikasi
permasalahan terkait laba / rugi adalah; keadaan dimana perusahaan itu laba,
dan kapan suatu perusahaan dikategorikan rugi.
Dengan demikian, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud laba/rugi ?
2.
Kapan suatu perusahaan dikategorikan
laba atau rugi ?
C. Tujuan dan Manfaat
1.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penulisan ini adalah sebagi berikut.
a.
untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan laba/rugi;
b.
untuk mengetahui apa saja yang
terkait dengan laba/rugi;
c.
untuk mengetahui kapan perusahaan
itu dikategorikan laba atau rugi.
2.
Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan menjadi bahan kajian ilmiah
pada bidang ilmu akuntansi, khususnya cabang ilmu teori akuntansi serta dapat
memperoleh tambahan wawasan tentang laba/rugi.
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Tentang Laba/Rugi
1.
Definisi Laba
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara.
Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan
seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya
yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya
kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih
antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya
adalah dalam hal pendefinisian biaya. (Wikipedia)
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai
karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai
kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan
elemen statemen keuangan lainnya, pembahasan laba meliputi tiga tataran, yaitu
: semantik, sintaktik, dan pragmatik.
Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba
dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja
perusahaan secara luas. Sementara itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan : satu laba untuk
berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi diarahkan untuk
memformulasi laba dengan pendekatan pertama.
Konsep dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba
sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba
ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba
ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat
digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang gilirannya untuk menentukan
nilai ekonomik perusahaan.
Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuaran dalam
suatu periode yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan
kemakmuran awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan
pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara laba dan
kapital. Kapital bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran
sedangkan laba bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan
kapital dapat dibedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian
investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut,
laba dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga berbagai dasar
penilaian kapital dapat diterapkan.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari
transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha,
dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama
satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi
pemilik (Baridwan, 1992: 55). Pengertian laba secara umum adalah selisih dari
pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba
sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden,
pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto,
2003: 444).
Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan
tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba
menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai
suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba
adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada
waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu
(Harahap, 1997).
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk
menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain,
seperti laba per lembar saham. Unsurunsur yang menjadi bagian pembentuk laba
adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan
biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain:
laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba
dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang
dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan,
pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001: 259). Hal ini
menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.
Menurut Suwardjono (2008 : 464) laba dimaknai sebagai
imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba
merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan
produksi dan penyerahan barang / jasa).
2.
Teori Laba
Dalam perusahaan koperasi, laba
disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori laba, tingkat
keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis
setiap industri, baik perusahaan yang bergerak dibidang tekstil, baja, farmasi,
komputer, alat perkantoran, dan lain – lain. Terdapat beberapa teori yang
menerangkan perbedaan ini sebagai berikut :
a. Teori Laba Menanggung Risiko
(Risk-Bearing Theory of Profit).
Menurut Teori ini, keuntungan ekonomi diatas normall akan
doperoleh perusahaan dengan resiko diatas rata-rata.
b. Teori Laba Friksional (Frictional
Theory of Profit).
Teori ini menekankan bahwa keuntungan menigkat sebagai suatu
hasil ari friksi keseimbangan jagka panjang (long run equilibrium).
c. Teori Laba Monopoli (Monopoli Theory
of Profit).
Teori ini mengatakan bahwa beberapa perusahaan dengan
kekuatan monopoli dapat membatasi output dan menekankan harga yang lebih tinggi
daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi persaingan sempurna.
d. Teori Laba Inovasi (Innovation
Theory of Profit).
Dalam teori inovasi, laba yang diatas normal dapat timbul
sebagai hasil inovasi yang berhasil. Walau demikian, perusahaan yang telah
berhasil dalam inovasi tidaklah kebal dari serangan persaingan dari
perusahaan-perusahaan imitator. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan
inovasi terus-menerus.
e. Teori Laba Efisiensi Manajerial
(Manajerial Efficiency Theory of Profit).
Teori ini menekankan bahwa perusahaan yang dikelola secara
efisien akan memperoleh laba di atas rata-rata laba normal.
3. Fungsi Laba
Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan
output yang lebih dari industry/perusahaan. Sebaiknya, laba ynag rendah atau
rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk/ komoditi
yang ditangani dan metode produksinya tidak efisien.
Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi
tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan
koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi
manfaat yang diterima oleh anggota.
4.
Jenis-jenis Laba
Laba
adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, Laba terdiri
atas beberapa jenis, yaitu :
a.
Laba kotor, Laba kotor adalah
selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan
b.
Laba Operasional, Laba Operasional
merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan
kecuali ada perubahan-perubahan besar dala perekonomiannya, dapat diharapkan
akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan
perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik
modal.
c.
Laba sebelum dikurangi pajak atau
EBIT (Earning Before Tax) , Laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi
ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama
dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatkan
laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.
d.
Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih,
Laba Bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan
kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil
sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai Deviden kepada para pemegang saham.
5.
Kegiatan Laba
Urutan yang sering dipakai untuk menilai berhasil atau
tidaknya manajemen suatu perusahaan untuk laba yang diperoleh nantinya, laba
ini akan dipergunakan oleh perusahaan. Di dalam standar akuntansi keuangan PSAK
no. 25 (menurut IAI) disebutkan sebagai berikut :
Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporakan
kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas dibuthkan untuk
mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang dikelola oleh sebuah perusahaan
dimasa yang akan datang. Informasi tersebut juga sering digunakan untuk
memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang
akan disamakan dengan kas dimasa yang akan datang. Informasi tentang
kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa laporan laba rugi
merupakan suatu laporan sistematis mengenai penghasilan biaya laba rugi yang
diperoleh suatu perusahaan dalam satu periode. Informasi yang disajikan dalam
laporan laba rugi meliputi :
a.
Bagian pertama.
Menunjukan
penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang
dagangan / memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang atau
service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
b.
Bagian kedua.
Menunjukan
biaya-biaya operasi yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau
administrasi (operating expense).
c.
Bagian ketiga.
Menunjukan
harga hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan
biaya diluar usaha pokok perusahaan.
d.
Bagian keempat.
Menunjukan
laba rugi yang insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga
akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
6.
Tujuan Laba
Menurut Anis dan Imam (2003 : 216) mengutarakan bahwa tujuan
pelaporan laba adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai indikator efesiensi
penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat
kembaliannya.
b.
Sebagai dasar pengukuran prestasi
manajemen.
c.
Sebagai dasar penentuan besarnya
perencanaan pajak.
d.
Sebagai alat pengendalian sumber
daya ekonomi suatu negara.
e.
Sebagai kompensasi dan pembagian
bonus.
f.
Sebagai alat motivasi manajemen
dalam pengendalian perusahaan.
g.
Sebagai dasar bentuk kenaikan
kemakmuran.
h.
Sebagai dasar pembagian deviden.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
dilaporkannya laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai
indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk
pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai
dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor
yang menanamkan modalnya pada perusahaan.
B. Deskripsi Tentang Rugi
Rugi adalah loss yaitu (KERUGIAN), jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diterima; dalam asuransi dapat pula diartikan sebagai
besarnya pembayaran yang harus diberikan oleh
penanggung kepada tertanggung atas terjadinya hal yang
diasuransikan. Referensi : Kamus BI
C. Laporan Laba/Rugi
1.
Definisi Laporan Laba/Rugi
Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang
menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan
usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu.
Laporan laba
rugi (Inggris:Income
Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban
perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Laporan Rugi Laba akan menggambarkan sumber-sumber
penghasilan yang diperoleh oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, serta
jenis-jenis biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
perusahaan. Dengan melihat atau memperhatikan selisih antara pendapatan
(revenues) dengan biaya (expenses), disini akan dapat ditetapkan berapa jumlah
laba atau kerugian yang didapat perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Kalau pendapatan (revenues) lebih besar daripada biaya
(expenses) pada periode tertentu, berarti perusahaan memperoleh laba. Kalau
pendapatan (revenues) lebih kecil daripada biaya (expenses) pada periode
tertentu, berarti perusahaan menderita kerugian.
2.
Unsur-unsur Laporan Laba-Rugi
a.
Pendapatan
b.
Beban
3.
Metode Penyajian Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:
a.
Bentuk Single Step atau Langsung
Semua
pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian
semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah
pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi
bersih.
b.
Bentuk Multiple Step atau Tidak
Langsung
Pendapatan
dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, demikian juga
beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan
dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban di luar usaha disajikan
kemudian.
Laporan laba-rugi hendaklah memuat
beberapa hal:
|
|
1.
|
Menuliskan nama perusahaan.
|
2.
|
Menuliskan jenis laporannya dalam
hal ini: laporan laba-rugi.
|
3.
|
Menyajikan periode laporan.
|
4.
|
Menyajikan pendapatan dan beban,
beban ditulis secara rinci dan lengkap. Penulisan beban dimulai dari yang
terbesar ke beban terkecil, kecuali beban lain-lain ditulis paling bawah.
|
Penyajian
laporan laba-rugi diambil dari data kertas kerja, untuk pendapatan diambil dari
data kertas kerja pada lajur income statement (laba-rugi) sebelah kredit.
Sedangkan untuk beban diambil dari lajur laba-rugi sebelah debet.
Untuk
mendapatkan gambar yang lebih jelas bagaimana menyajikan laporan laba-rugi baik
bentuk laporan atau scontro dalam penyajian single step dan multi step, saya
berikan ilustrasi dari kertas kerja Bengkel Metode “Hadian Putra” per 31
Desember 1999.(Lihat Lampiran 1)
4. Langkah Penyusunan Laba/Rugi
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam menyusun Laporan Laba-Rugi:
1. Judul Laporan
ü Menuliskan
nama perusahaan, nama laporan, dan periode laporan di tengah atas halaman
2. Isi Laporan
Bentuk
single step:
ü Menuliskan
semua pendapatan
ü Menuliskan
semua beban
ü Menghitung
selisih pandapatan dan beban, jika pendapatan lebih besar dari pada beban maka
selisihnya disebut laba bersih dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi
bersih.
Bentuk
multiple step:
ü Menuliskan
pendapatan usaha
ü Menuliskan
beban usaha
ü Menghitung
selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada
beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka
selisihnya disebut rugi usaha.
ü Menuliskan
pendapatan usaha
ü Menuliskan
beban usaha
ü Menghitung
selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada
beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka
selisihnya disebut rugi usaha.
ü Menuliskan
pendapatan di luar usaha
ü Menuliskan
beban di luar usaha
ü Menghitung
selisih pendapatan dan beban di luar usaha, jika pendapatan di luar usaha lebih
besar dari pada beban di luar usaha maka selisihnya disebut laba di luar usaha
dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi di luar usaha.
ü Menghitung
laba (rugi) usaha dengan laba (rugi) di luar usaha, hasilnya disebut laba
(rugi) bersih sebelum pajak.
ü Laba
bersih sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan yang dikenakan dan
hasilnya disebut laba bersih setelah pajak.
Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Laporan keuangan memang merupakan
sebuah informasi penting dalam perusahaan. Sebagai pembahasan kita kali ini
dalah pada perusahaan manufaktur (Produksi). Namun perlu untuk di ketahui pada
dasarnya laporan keuangan perusahaan itu baik Dagang, Jasa atau
manufaktur adalah sama yaitu Neraca, Laporan Rugi Laba dan Laporan Equitas (Perubahan
modal). Hanya Berbeda soal laporan Harga Pokok Penjualan / Produksi saja.
Dalam artikel yang tertulis tersebut
bahwa laporan keuangan Perusahaan manufaktur hanya di bedakan pada persediaan
saja yang memiliki perkiraan persediaan yang lebih banyak dibandingkan dengan
perusahaan dagang.
Perusahaan manufaktur
(Produksi/produsen) adalahperusahaan yang memperoleh persediaan barang yang
siap di jual dengan mengolah bahan baku/mentah menjadi bahan jadi. Dan sebagai
Contoh Laporan Keuangan Manufaktur yang Sederhana kita ankat saja sebuah
Perusahaan konveksi :
CV. Akuntansi ID Konveksi
|
||||||
N E R A C A
|
||||||
Per 31 Desember 2012
|
||||||
I
|
AKTIVA
|
|||||
i
|
AKITVA LANCAR
|
1,328,093,834.69
|
1,348,131,964.16
|
|||
Kas Utama
|
258,152,300.00
|
219,429,455.00
|
||||
Kas Bank BRI
|
425,245,303.14
|
467,773,004.45
|
||||
Kas Bank BNI
|
358,664,231.55
|
394,530,654.71
|
||||
Piutang Dagang
|
264,578,500.00
|
242,800,000.00
|
||||
Perlengkapan ATK
|
21,453,500.00
|
23,598,850.00
|
||||
ii
|
Persediaan
|
1,489,944,575.00
|
2,012,892,197.50
|
|||
Persediaan Barang Jadi
|
1,404,331,000.00
|
1,895,630,300.00
|
||||
Persediaan Dalam Proses
|
25,152,500.00
|
37,728,750.00
|
||||
Persediaan Bahan Baku
|
55,792,325.00
|
72,530,022.50
|
||||
Persediaan Bahan Pembantu
|
4,668,750.00
|
7,003,125.00
|
||||
iii
|
AKTIVA LANCAR LAINNYA
|
204,100,000.00
|
183,690,000.00
|
|||
Beban Dibayar dimuka
|
123,450,000.00
|
111,105,000.00
|
||||
Asuransi Dibayar dimuka
|
35,250,000.00
|
31,725,000.00
|
||||
Beban Iklan di bayar di muka
|
45,400,000.00
|
40,860,000.00
|
||||
iv
|
AKTIVA TETAP
|
3,448,945,666.67
|
3,278,501,833.34
|
|||
Inventaris Kantor
|
150,000,000.00
|
150,000,000.00
|
||||
Akumulasi Penyusutan Inventaris
Kantor
|
(30,000,000.00)
|
(45,000,000.00)
|
||||
Peralatan
|
635,500,000.00
|
635,500,000.00
|
||||
Akumulasi Penyusutan Peralatan
|
(150,554,333.33)
|
(225,831,500.00)
|
||||
Kendaraan
|
750,000,000.00
|
750,000,000.00
|
||||
Akumulasi Penyusutan Kendaraan
|
(160,333,333.33)
|
(240,500,000.00)
|
||||
Gedung
|
850,000,000.00
|
850,000,000.00
|
||||
Akumulasi Penyusutan Gedung
|
154,333,333.33
|
154,333,333.33
|
||||
Tanah
|
1,250,000,000.00
|
1,250,000,000.00
|
||||
v
|
AKTIVA LAINNYA
|
-
|
-
|
|||
Investasi Pada Pihak Ketiga
|
-
|
-
|
||||
TOTAL AKTIVA ( i + ii + iii + iv +
v )
|
6,471,084,076.36
|
6,823,215,995.00
|
||||
II
|
KEWAJIBAN DAN MODAL
|
|||||
i
|
KEWAJIBAN LANCAR
|
2,490,074,000.00
|
2,116,562,900.00
|
|||
Utang Dagang
|
562,431,500.00
|
478,066,775.00
|
||||
Utang Jatuh Tempo
|
52,642,500.00
|
44,746,125.00
|
||||
Utang Bank
|
1,875,000,000.00
|
1,593,750,000.00
|
||||
ii
|
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
|
1,250,000,000.00
|
1,750,000,000.00
|
|||
Investasi Pihak Pemerintah Daerah
|
500,000,000.00
|
500,000,000.00
|
||||
Investasi Pihak Ketiga
|
750,000,000.00
|
1,250,000,000.00
|
||||
iii
|
MODAL
|
2,731,010,076.70
|
2,956,653,095.00
|
|||
Modal Pemilik
|
2,000,000,000.00
|
2,000,000,000.00
|
||||
Laba Tahun Lalu
|
609,569,893.36
|
731,010,076.70
|
||||
Laba Tahun Berjalan
|
121,440,183.34
|
225,643,018.30
|
||||
TOTAL kewajiban dan modal ( i + ii
+ iii )
|
6,471,084,076.70
|
6,823,215,995.00
|
Untul Laporan Rugi Laba Sebagai
Berikut :
CV. Akuntansi
ID Konvensi
|
||||||
Laporan Rugi Laba
|
||||||
Per 31 Desember 2012
|
||||||
No.
|
Perkiraan / Akun
|
31 Des 2011
|
31 Des 2012
|
|||
I
|
PENJUALAN
|
|||||
Penjualan
|
987,664,500.00
|
1,326,500,000.00
|
||||
Return Penjualan
|
-
|
-
|
||||
Potongan Penjualan
|
-
|
-
|
||||
Total Penjualan Bersih
|
987,664,500.00
|
1,326,500,000.00
|
||||
II
|
HARGA POKOK PRODUKSI
|
|||||
Harga Pokok Produksi (HPP)
|
443,211,908.33
|
571,212,522.50
|
||||
Laba Kotor ( I- II )
|
544,452,591.67
|
755,287,477.50
|
||||
BEBAN USAHA
|
||||||
BEBAN KANTOR
|
110,331,500.00
|
187,169,550.00
|
||||
Beban Gaji Karyawan
|
89,500,000.00
|
89,500,000.00
|
||||
Beban Listrik
|
7,831,000.00
|
8,614,100.00
|
||||
Beban Telpon & Internet
|
9,550,000.00
|
85,950,000.00
|
||||
Beban Air
|
3,450,500.00
|
3,105,450.00
|
||||
-
|
||||||
BEBAN GUDANG & PEMASARAN
|
250,186,000.00
|
252,854,600.00
|
||||
Beban Gaji Karyawan
|
158,500,000.00
|
158,500,000.00
|
||||
Beban Transportasi
|
16,475,000.00
|
18,122,500.00
|
||||
Beban Iklan
|
4,540,000.00
|
4,994,000.00
|
||||
Beban Perlengkapan
|
5,321,000.00
|
5,853,100.00
|
||||
Beban Bungan Bank
|
65,000,000.00
|
65,000,000.00
|
||||
Beban Lain-lain
|
350,000.00
|
385,000.00
|
||||
LABA / RUGI PERUSAHAAN
|
||||||
Laba Bersih Sebelum Pajak
|
183,935,091.67
|
315,263,327.50
|
||||
PENDAPATAN LAINNYA
|
||||||
Bunga Bank BRI
|
4,017,408.37
|
5,219,223.78
|
||||
Bunga Bank BNI
|
3,387,683.30
|
4,401,085.42
|
||||
7,405,091.67
|
9,620,309.20
|
|||||
Laba Bersih Sebelum Pajak
|
191,340,183.34
|
324,883,636.70
|
||||
BIAYA LAINNYA
|
||||||
Pajak Pertambahan Nilai
|
52,425,000.00
|
74,430,463.80
|
||||
Pajak Penghasilan
|
17,475,000.00
|
24,810,154.60
|
||||
69,900,000.00
|
99,240,618.40
|
|||||
Laba Bersih Perusahaan
|
121,440,183.34
|
225,643,018.30
|
Untuk Laporan Harga Pokok Produksi
CV. Akuntansi ID Konveksi
|
||||||
Laporan Harga Pokok Produksi
|
||||||
Per 31 Desember 2012
|
||||||
No
|
Keterangan
|
31 Des 2011
|
31 Des 2012
|
|||
I
|
PEMBELIAN DAN BIAYA
|
|||||
i
|
BAHAN BAKU
|
448,310,175.00
|
637,762,302.50
|
|||
Persediaan Awal
|
45,352,500.00
|
55,792,325.00
|
||||
Pembelian Bahan Baku
|
458,750,000.00
|
654,500,000.00
|
||||
Return Pembelian
|
-
|
-
|
||||
Total Bahan Baku
|
504,102,500.00
|
710,292,325.00
|
||||
Persediaan Akhir
|
55,792,325.00
|
72,530,022.50
|
||||
Bahan Baku terpakai
|
448,310,175.00
|
637,762,302.50
|
||||
ii
|
BAHAN PEMBANTU
|
54,831,250.00
|
59,015,625.00
|
|||
Persediaan Awal
|
5,150,000.00
|
4,668,750.00
|
||||
Pembelian Bahan Pembantu
|
54,350,000.00
|
61,350,000.00
|
||||
59,500,000.00
|
66,018,750.00
|
|||||
Persediaan Bahan Baku Ahir
|
4,668,750.00
|
7,003,125.00
|
||||
Bahan Baku Terpakai
|
54,831,250.00
|
59,015,625.00
|
||||
iii
|
TENAGA KERJA
|
188,470,000.00
|
197,893,500.00
|
|||
Gaji Karyawan
|
121,550,000.00
|
127,627,500.00
|
||||
Tunjangan
|
51,420,000.00
|
53,991,000.00
|
||||
Bonus
|
15,500,000.00
|
16,275,000.00
|
||||
iv
|
BIAYA PRODUKSI PABRIK
|
228,030,733.33
|
239,432,270.00
|
|||
Biaya Listrik
|
52,531,150.00
|
55,157,707.50
|
||||
Biaya Air
|
9,645,250.00
|
10,127,512.50
|
||||
Biaya Penyusutan Peralatan
|
150,554,333.33
|
158,082,050.00
|
||||
Biaya Pemeliharaan
|
15,300,000.00
|
16,065,000.00
|
||||
JUMLAH BIAYA PRODUKSI ( I + ii +
iii + iv )
|
864,810,908.33
|
1,075,088,072.50
|
||||
v
|
BARANG DALAM PROSES
|
|||||
Barang Dalam Proses Awal
|
24,344,500.00
|
25,152,500.00
|
||||
Jumlah Biaya Produksi
|
864,810,908.33
|
1,075,088,072.50
|
||||
889,155,408.33
|
1,100,240,572.50
|
|||||
Barang Dalam Proses Akhir
|
25,152,500.00
|
37,728,750.00
|
||||
Barang Jadi Setelah Proses
|
864,002,908.33
|
1,062,511,822.50
|
||||
vi
|
BARANG JADI
|
|||||
Persediaan Barang Jadi Awal
|
983,540,000.00
|
1,404,331,000.00
|
||||
Barang Jadi Setelah Proses
|
864,002,908.33
|
1,062,511,822.50
|
||||
Total Persediaan Barang Jadi
|
1,847,542,908.33
|
2,466,842,822.50
|
||||
Persediaan Barang Jadi Akhir
|
1,404,331,000.00
|
1,895,630,300.00
|
||||
Harga Pokok Produksi
|
443,211,908.33
|
571,212,522.50
|
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang
menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan
usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu.
Unsur-unsur
laporan laba-rugi, yaitu:
1. Pendapatan
2. Beban
1. Pendapatan
2. Beban
B. Saran
Diharapkan
sumbang saran dari pembaca kepada penulis agar tulisan ini lebih berkembang dan
lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://saranghaechonsa.wordpress.com/2011/04/05/definisi-laporan-laba-rugi/
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/rugi.aspx
http://umihanasumi.blogspot.com/2011/10/teori-laba.html
http://vhi3y4.wordpress.com/2010/01/13/koperasi-sebagai-badan-usaha/
http://pakarcomputer.blogspot.com/2010/11/jenis-jenis-laba.html
http://110.138.206.53/bahanajar/modul_online/ekonomi/MO_36/akt105_05.hht